cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Buletin Farmatera
ISSN : 2528410X     EISSN : 2528410X     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 3 (2018)" : 6 Documents clear
Perbedaan Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl dan Magnesium Sulfat Dibandingkan dengan Fentanyl dan Lidokain Jefri Awaluddin Pane; Achsanuddin Hanafie; Akhyar H Nasution
Buletin Farmatera Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.775 KB) | DOI: 10.30596/bf.v3i3.2067

Abstract

Abstrak: Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea pada anastesi umum dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hemodinamik berupa hipertensi, takikardi, dan dapat membahayakan pasien-pasien yang mempunyai faktor resiko seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, miokard infark, kelainan serebrovaskular, dan tirotoksikosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan perbedaan respon peningkatan hemodinamik pada pemberian fentanil dan magnesium sulfat (MgSO4) dengan fentanil dan lidokain akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea. Subjek penelitian adalah 30 pasien yang menjalani pembedahan elektif dengan anestesi umum intubasi endotrakhea, usia 18 – 50 tahun, ASA 1. Pasien dibagi secara acak menjadi dua kelompok (kelompok M dan L). Premedikasi fentanyl ditambah MgSO4 intravena diberikan kepada Kelompok M, sedangkan premedikasi fentanyl ditambah Lidokain intravena diberikan kepada kelompok L Tidak dijumpai perbedaan yang bermakna pada nilai tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolik (TDD), denyut jantung (DJ),  Rate Pressure Product (RPP) dan tekanan arteri rerata (TAR) antara kelompok M dan kelompok L pada pengamatan menit ke-1, ke-3 dan ke-5 setelah tindakan laringoskopi dan intubasi. Simpulan, tidak ada perbedaan respon hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea antara fentanyl ditambah MgSO4 dan Fentanyl ditambah lidokain.Kata kunci: laringoskopi, intubasi endotrakhea, lidokain, magnesium sulfat, Rate Pressure Product
Gambaran Histopatologi Selaput Ketuban pada Perempuan Hamil yang Mendapat Acetylsalicylic Acid (ASA) Dosis Rendah Cut Mourisa; R Zain Hamid; Betty Betty
Buletin Farmatera Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.061 KB) | DOI: 10.30596/bf.v3i3.2045

Abstract

Abstrak: Acetylsalicylic acid (ASA) adalah obat antiinflamasi golongan non steroid yang mempunyai efek kerja sebagai analgetik, antipiretik, anti-inflamasi dan antitrombotik (pada dosis rendah); dengan indikasi pada penatalaksanaan stroke, infarkmiokard, trombosis, sindrom antiphospholipid dan pencegahan pre-eklamsia dan eklamsia selama kehamilan. Pemberian ASA jangka panjang pada perempuan hamil menyebabkan keadaan defisiensi vitamin C melalui mekanisme hambatan absorpsi, transpor, peningkatan ekskresi vitamin C, sehingga mengganggu sintesa protein  pada matriks ekstraseluler (MES) selaput ketuban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran struktur histopatologi (ketebalan lapisan amnion-korion) pada selaput ketuban perempuan hamil yang mendapat ASA dosis rendah. Penelitian ini menggunakan design cross sectional dengan menggunakan 81 subjek sebagai sampel dengan teknik consecutive sampling; kelompok kasus mendapat ASA dosis rendah dan kelompok control tanpa ASA dosis rendah. Pada saat persalinan dilakukan pengambilan selaput ketuban untuk diperiksa. Hasil penelitian menunjukkan selaput ketuban pada kelompok kasus (85,18±15,98) lebih tipis dibandingkan kelompok kontrol (111,68±27,19), (p<0,05). Simpulan, pemberian ASA dosis rendah jangka panjang pada perempuan hamil menurunkan ketebalan selaput ketuban.Kata kunci: ASA dosis rendah, histopatologi selaput ketuban, ketebalan selaput ketuban.
Dosis Obat Antiepilepsi pada Respons Awal Pengobatan Epilepsi Sinaga, Nurcahaya
Buletin Farmatera Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.444 KB) | DOI: 10.30596/bf.v3i3.2065

Abstract

Abstrak: Epilepsi merupakan satu dari penyakit neurologi yang sering menyebabkan disabilitas dan kematian. Dosis yang adekuat dalam tatalaksana menghentikan kejang merupakan hal yang penting selain pemilihan obat dan kepatuhan minum obat. Pentingnya diketahui berapa dosis OAE monoterapi terhadap pasien yang respons awal baik dengan yang tidak respons dalam tatalaksana pasien epilepsi baru. Mengetahui dosis  OAE monoterapi terhadap   respons awal yang baik  pada pasien epilepsi baru pertama kali di RSCM. Penelitian merupakan penelitian kohort  prospektif pada 92 anak berusia < 17 tahun dengan melihat dosis OAE monoterapi  pada pasien yang respons awal baik pada anak penderita epilepsi baru selama 3 bulan yang berobat ke poliklinik rawat jalan RSUP dr Cipto Mangunkusumo sejak Januari 2017 sampai Agustus 2017. Terdapat 92 pasien epilepsi baru yang memenuhi kriteria penelitian. Insidens epilepsi baru pada penelitian ini adalah 21,9%. Pasien yang menunjukan respons awal yang baik sebanyak 77,2%. OAE monoterapi  terbanyak adalah asam valproat sebesar 73% diikuti fenitoin 18%, phenobarbital dan karbamazepin masing masing 4,2%. Pasien yang sejak awal respons awal pengobatan baik menunjukkan dosis minimal sampai 3 bulan pengobatan. Pasien  epilepsi yang respons awal baik pada OAE monoterapi menunjukkan menggunakan dosis terkecil hingga 3 bulan pengobatan.Kata kunci: Epilepsi, respons awal OAE monoterapi, dosis OAE
Hubungan Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru Mengkonsumsi Isoniazid Selama Pengobatan Obat Anti Tuberkulosis dengan Mutasi Gen katG Ser315thr (G944c) Mycobacterium Tuberculosis Mara Imam Taufiq Siregar
Buletin Farmatera Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.847 KB) | DOI: 10.30596/bf.v3i3.2066

Abstract

Abstrak:  Mutasi pada gen Mycobacterim tuberculosis merupakan penyebab utama terjadinya resistensi terhadap  obat anti tuberkulosis (OAT) oleh karena kadar terapi yang inadekuat akibat ketidakpatuhan selama mengkonsumsi obat. Mutasi pada gen katG Ser315Thr (G944C) merupakan salah mutasi yang terjadi akibat ketidakadekuatan dosis isoniazid (INH) . Penelitian kohort dilakukan terhadap 100 pasien TB paru BTA positif yang akan mulai mengkonsumsi INH di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, yang belum mengalami mutasi gen katG Ser315Thr (G944C) M tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan pasien TB paru mengkonsumsi INH selama pengobatan OAT dengan terjadinya mutasi gen katG Ser315Thr (G944C). Kepatuhan dinilai dengan pemeriksaan metabolit INH urin metode Arkansas menggunakan Taxo urine test stripÒ, sedangkan mutasi gen dengan metode PCR-RFLP. Turut dinilai karakteristik sosiodemografi penderita TB paru pada penelitian ini serta hubungannya dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi INH selama pengobatan OAT. Hasil penelitian tidak dijumpai adanya mutasi gen katG Ser315Thr (G944C) M tuberculosis, baik pada kelompok penderita TB paru yang patuh (84%) maupun tidak patuh (16%) mengkonsumsi INH (100% wild type). Berdasarkan karakteristik sosiodemografi, tidak dijumpai hubungan antara umur, suku, tingkat pendidikan  dan jenis kelamin penderita TB paru dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi INH selama pengobatan OAT. Simpulan, INH masih sangat sensitif untuk digunakan sebagai obat lini pertama bagi penderita TB paru yang akan mulai mendapat pengobatan OAT sampai pada bulan pertama penggunaan INH.Kata kunci: Mycobacterium tuberculosis, mutasi gen katG Ser315Thr, PCR-RFLP, Taxo urine test stripÒ metode Arkansas, kepatuhan
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia Amygdalina Del.) sebagai Obat Antikolesterol pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Kuning Telur Nuryani Nuryani; Yufi Yuwarditra; Sigit Kurniawan; Isra Thristy
Buletin Farmatera Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.69 KB) | DOI: 10.30596/bf.v3i3.2074

Abstract

Abstrak: Daun Afrika mengandung senyawa berupa senyawa flavonoid, saponin dan tannin untuk menurunkan kadar kolesterol. Daun Afrika banyak digunakan sebagai pengobatan alternatif hiperkolesterolemia. Daun Afrika diharapkan dapat menurunkan kadar kolesterol secara efektif sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Tujuan penelitian untuk membandingkan efektivitas ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) dengan simvastatin pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi kuning telur. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan Pre and Post Test Controlled Group Design, yaitu jenis penelitian yang melakukan pengamatan pada dua kelompok (kontrol dan perlakuan) yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan. Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus novergicus) sebanyak 30 tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 tikus, dengan 1 cadangan tikus masing-masing kelompok. Penelitian ini menggunakan 500 lembar daun Afrika dan kuning telur. Data yang diperoleh akan diuji menggunakan analisis data uji Oneway ANOVA dan uji Post Hoc. Uji Oneway ANOVA (Analysis of Variant) digunakan untuk membandingkan rata-rata lebih dari 2 kelompok, sedangkan uji Post Hoc digunakan untuk membandingkan rata-rata antara 2 kelompok. Hasil uji ANOVA, ada jumlah yang signifikan antara kelompok perlakuan satu, dua dan tiga kelompok perlakuan dengan p= ,002 (P<0,05). Simpulan, ekstrak etanol Vernonia amygdalina, simvastatin dan kombinasi simvastatin dengan ekstrak etanol Vernonia amygdalina dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus.Kata kunci: Vernonia amygdalina, kolesterol total, simvastatin
Histopatologi Epitel Tubulus Seminiferus Testis, Kualitas dan Kuantitas Sel Sperma Tikus Hiperkolesterolemia yang dDiberi Vitamin C Wan Muhammad Ismail
Buletin Farmatera Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.593 KB) | DOI: 10.30596/bf.v3i3.1847

Abstract

Abstrak: Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan ketidaknormalan fungsi reproduksi laki-laki, dimana terjadi peningkatan produksi radikal bebas dan lipid peroksidase ditiap jaringan yang berbeda yang menimbulkan stres oksidatif. Akibatnya terjadi kerusakan pada membrane sperma, stuktur protein, dan DNA yang mempengaruhi fertilitas. Vitamin C merupakan antioksidan pemecah rantai utama dan dapat menetralisir radikal bebas. Jenis penelitian ini eksperimental dengan  menggunakan 35 ekor tikus wistar jantan terbagi  dalam 5 kelompok. Diperiksa kadar kolesterol total sebelum dan sesudah perlakuan pada hari 1 dan hari 61. Kemudian mengamati histopatologi ketebalan epitel tubulus seminiferus testis, kualitas dan kuantitas sel sperma setelah tikus didekapitasi. Hasil dianalisis univariat untuk menghitung mean dan standar deviasi Uji normalitas data dengan Saphiro Wilk, dilanjutkan One Way Anova, Post Hoc, Kruskal Wallis dan Mann Whitney U. Hasilnya kadar kolesterol total sebelum dan sesudah perlakuan tidak berbeda nyata (p>0,05), ketebalan epitel tubulus seminiferus pada masing-masing kelompok berbeda nyata (p<0,05), kualitas dan kuantitas sel sperma pada masing-masing kelompok berbeda nyata (p<0,05). Maka vitamin C dapat memperbaiki dan mempertahankan epitel tubulus seminiferous, kualitas dan kuantitas sel sperma tikus hiperkolesterolemia dikarenakan proses transportasi vitamin C pada epitel tubulus seminiferus yang memungkinkan untuk komunikasi dengan perkembangan sel germinalKata kunci: epitel tubulus seminiferus, hiperkolesterolemia, kualitas dan kuantitas sel sperma, vitamin C.

Page 1 of 1 | Total Record : 6